STOP PRESS : Kepada Nara Sumber SINARPENA.COM Diharap untuk tidak melayani wartawan kami yang KTA dan Kartu liputan Persnya sudah habis masa berlakunya. Demikian , atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Kisah Ketum PW FRN Agus Flores Di Morowali, Temukan Otoritas Bandara dan Pelabuhan Ilegal

Ketua Umum PW FRN Agus Flores


MOROWALI SULAWESI TENGAH- Berdasarkan laporan masyarakat dan beberapa sumber, akses menuju kawasan IMIP Morowali dilaporkan sangat terbatas. Sejumlah sumber, termasuk tokoh politik dan aparat keamanan setempat, menyebutkan bahwa kunjungan ke area tersebut memerlukan izin khusus, yang secara informal digambarkan sebagai izin dari 'Jenderal 3 huruf', dan tanpa izin tersebut, individu dilarang memasuki kawasan IKIP Morowali. 


Rasa penasaran Ketua PW FRN Agus Flores mencoba mengunjungi IMIP Morowali dua tahun lalu, namun aksesnya tidak diizinkan. 

Prosedur standar kawasan tersebut tampaknya berlaku ketat, bahkan untuk personel TNI-Polri; akses masuk hanya diperbolehkan jika terdapat kasus pidana atau situasi darurat yang memerlukan penanganan hukum.


"Rasa penasaran membawa saya ke IMIP Morowali. Setelah menginap di Toboli dan menempuh perjalanan pagi melintasi Poso, saat tiba di gerbang utama. Saat mencoba masuk, tiba-tiba langsung dihentikan oleh petugas keamanan berwajah militer," ucap Ketua Umum PW FRN.


Insiden pun bermula ketika Ketum PW FRN Agus Flores tiba di pos penjagaan IMIP. "Saat ditanya oleh security IMIP Morowali mau ke mana pak? Saya pun menjawab, mau ke dalam pak," ujarnya. 


Pihak keamanan kemudian menanyakan identitas dan keperluan PW FRN lebih lanjut. "Security pun menanyakan asal usul saya dari mana, pekerjaan apa, ada keperluan apa," tambahnya.


Puncak dari kejadian tersebut adalah ketika petugas keamanan secara spesifik menanyakan adanya "rekomendasi dari jenderal (Purn) berinisial tiga huruf" untuk bisa masuk ke area industri tersebut.


Saat itu pun Ketum PW. FRN Agus Flores mundur saat ditanyai harus ada Rekomendasi Jenderal (Purn) TNI Berinisial 3 Huruf untuk memasuki kawasan IMIP Morowali. 

"Disitu saya berpikir bahwa adanya kejanggalan dalam regulasi internal IMIP Morowali.

Hal ini patut dipertanyakan, mengapa sebuah kawasan industri yang beroperasi di wilayah Sulteng menerapkan aturan yang mensyaratkan izin dari figur tertentu di pusat, bukan berdasarkan prosedur umum yang berlaku." ucapnya. 


Dalam benak Ketum PW FRN Agus Flores langsung menghubungi Kapolres morowali di tahun itu. Pak Kapolres menyampaikan, 

"Sekelas Kapolda dan Kapolres saja, kami tidak diizinkan masuki IMIP Morowali, apalagi abang bilang dari organisasi Wartawan, semuanya wajib mengantongi rekomendasi dari purnawirawan jenderal di pusat terlebih dahulu baru bisa mendapatkan akses masuk".


Rasa penasaran Agus Flores membawanya menginap semalaman di puncak gunung bersama rekan-rekan FRN. Dari sana, aktivitas di dalam kawasan IMIP Morowali terlihat begitu masif, menyerupai gambaran 'Negara Cina Kedua' atau 'Hongkong Kecil' karena hiruk pikuk kehidupannya.


"Saya pun terkejut melihat dominasi bendera asing, dalam hal ini Bendera Cina, berkibar tinggi di kawasan IMIP Morowali. Meskipun ada beberapa bendera Merah Putih, ukurannya sangat kecil dan nyaris tidak terlihat secara kasat mata, harus memerlukan alat bantu untuk mengamati keberadaannya. 

Di dalam kawasan IMIP Morowali juga terdapat fasilitas pendukung seperti lapangan udara (Bandara) dan Pelabuhan." ucap Ketum PW. FRN.


Keesokan harinya Ketum PW. FRN berkunjung ke kantor Imigrasi untuk menanyakan apakah ada Petugas Imigrasi yang mengawasi keberadaan tenaga kerja asing yang bekerja di kawasan PT. IMIP Morowali. 


"Jawaban dari Petugas Imigrasi, menyampaikan bahwa akses masuk ke kawasan IMIP Morowali sulit dilakukan. Hal ini karena kebijakan tersebut sudah diatur oleh jenderal purnawirawan dari pusat," ucap Agus Flores. 


Guna memastikan aktivitas di dalam kawasan IMIP Morowali, Ketua PW FRN kembali mendaki puncak gunung di siang harinya. Dari sana, terlihat beberapa pesawat menurunkan warga negara Cina. 


"Di dalam pikiran saya, kenapa ada Bandara tanpa pengawasan otoritas negara yang ketat berpotensi menjadi celah strategis bagi aktivitas ilegal, termasuk penyelundupan narkoba dan masuknya pekerja imigran gelap." ucap Agus Flores. 


Dari kejadian tersebut, Agus Flores menelepon Mantan Bupati Anwar Hafid yang sekarang ini menjadi Gubernur Sulteng, " Bahasanya pun sama, tidak bisa sembarang masuk di kawasan IMIP Morowali kecuali orang pusat memberi rekomendasi".(*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama