Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Widodo Muktiyo mengemukakan, dalam kehidupan sekarang, dengan kondisi pandemi Covid-19 ini kita masuk pada suatu situasi baru dengan go virtual di mana ruang dan waktu berbeda dibandingkan pada situasi di sosial fisik.
"Bagaimana pandemi Covid-19 yang tengah melanda mendidik masyarakat secara cepat untuk bisa menyesuaikan diri dan berdamai dengan virus, namun tetap harus menjadi masyarakat yang produktif. Kita masuk dalam masyarakat Hasanah Digital. Sebab itulah maka bagaimana kita memahami literasi digital ini sebaik mungkin supaya kita tidak kalah, supaya tidak banyak korban atas situasi ini," ujar Widodo Muktiyo dalam paparannya pada webinar bertajuk 'Pentingnya Literasi Digital Dalam Menghadapi Masa Depan' yang diadakan Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Komisi I DPR RI, Jumat (11/9/2020).
Indonesia sebagaimana kita ketahui, memiliki positif Covid-19 di atas tiga ribu orang perhari. Namun, lanjut Widodo, sesuai arahan dari Bapak Presiden Joko Widodo, mari kita bajak momentum krisis ekonomi ini untuk lompatan besar menjadi Indonesia maju. Karena justru di saat krisis itulah kita melahirkan suatu peristiwa besar, melahirkan sesuatu yang sangat bermanfaat menjadi yang terbaik.
"Momentum ini jadi motivasi kita ketika berada di situasi yang tidak menguntungkan justru melahirkan suatu pantulan energi untuk melakukan lompatan besar, kitapun sebagai bangsa harus demikian oleh sebab itulah maka jadikan pandemi Covid-19 menjadi momentum percepatan reformasi digital. Pandemi Covid-19 menjadi momentum transformasi digital," katanya.
Lebih lanjut Widodo menjabarkan, lima langkah yang tengah ditempuh Kominfo dalam menghadapi transformasi digital. Pertama, melakukan percepatan perluasan akses infrastruktur digital dan penyediaan pelayanan, sebagaimana arahan Presiden, kita harus mengadakan percepatan dan perluasan akses dan oleh sebab itulah maka ini akan kita breakdown Seperti apa bentuk kongkritnya.
Berdasarkan data yang kita share ke DPR RI, di Indonesia terdapat 83.218 desa atau kelurahan, dari jumlah tersebut setidaknya terdapat 70.670 desa yang sudah punya akses 4G, dan masih ada 12.548 desa yang belum terakses 4G. Ini yang menjadi catatan.
"Kami atas nama Kominfo mengucapkan terima kasih kepada DPR RI yang sudah menyetujui ajuan anggaran kita dalam RDP untuk mengadakan infrastruktur telekomunikasi," tuturnya.
Yang kedua persiapan road map transformasi digital di sektor-sektor strategis baik di sektor pemerintahan, pelayanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, maupun penyiaran harus duduk bersama-sama. Eksekutif dan antar kementerian yang terkait bagaimana kemudian kita bisa menjadi satu orkestrasi road map terkait dengan persiapan transformasi digital di bawah konsep-konsep dari Bappenas.
ketiga terkait dengan percepatan literasi pusat data nasional, ini juga menjadi prioritas yang harus kita laksanakan. Keempat, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyediakan program beasiswa Digital Talent (Digital Talent Scholarship) untuk masyarakat Indonesia dalam meningkatkan keterampilan dan daya saing sumber daya manusia Indonesia di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional.
"Kominfo tengah mempersiapkan kebutuhan SDM talenta digital ini menjadi suatu program yang akan kita laksanakan. Saat ini pun kita juga punya program yang namanya Digital talent Scholarship ada 40 ribuan masyarakat Indonesia yang bisa mendapatkan fasilitas dan pelayanannya semua lewat online," ujarnya.
Termasuk juga yang kelima, yang berkaitan dengan regulasi skema pendanaan dan pembiayaan segera disiapkan secepat-cepatnya. "Alhamdulillah kemarin ini sudah ada diskusi dan selanjutnya kita bisa menyetujui antara eksekutif dengan legislatif."
Lebih lanjut Widodo juga mengingatkan adanya hal yang tidak kalah bahayanya dari pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia, yakni tantangan era digital.
"Kita punya sesuatu yang tidak kalah bahayanya yaitu infodemi, bahkan yang lebih dahsyat lagi adalah tsunami informasi. Kita harus berhati-hati dengan hal ini, mengingat saat ini rata-rata masyarakat memiliki handphone, dan itu dipegang selama 24 jam kecuali tidur. Bagaimana agar kita tidak kena gulungan informasi yang tidak sehat. kami sepakat, ada yang mengatakan informasi bagaikan makanan, kalau makanan yang dikonsumsi tidak sehat, tidak halal, maka tubuh kita, pikiran kita, hati kita gundah gulana," ujarnya.
Oleh sebab itulah, di era literasi media sosial ini masyarakat betul-betul harus mempunyai kemampuan lebih dalam menyeleksi informasi, baik yang akan diterima, maupun yang akan disebarkan, sebab masyarakat saat ini tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga sekaligus produsen dan juga distributor, inilah bedanya dengan masyarakat tempo dulu.
"Saat ini kita bekejaran dengan ancaman penggunaan internet yang bisa membahayakan kesehatan psikologi (pemikiran) kita. Musuh bersama era digital adalah upaya-upaya manipulatif informasi yang disebarkan melalui digital. saat ini masyarakat tidak lagi mengecek fakta dan kebenaran, tetapi menerima informasi berdasarkan kecocokan pemikiran atau kesamaan pandangan padahal ini akan menumbuhkan cara-cara tidak sehat dan manipulatif," katanya.
Oleh karena itu, Widodo mengajak masyarakat agar lebih banyak mengisi ruang digitalnya dengan kegiatan yang positif, seperti kegiatan ekonomi produktif berbasis digital.
"Mari kita berinternet dengan menggunakkan tema-tema yang mengangkat protokol kesehatan. Seperti minggu ini, kita angkat soal physical Distancing/ jaga jarak. Agar droplet tidak menular dan populasi Covid-19 bisa segera hilang dan dikalahkan," imbuhnya.
sumber : infopublik.id
Posting Komentar